Tsunami
adalah gelombang pasang yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi
yang berpusat di bawah laut, Gelombang
tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang
dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km
per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut
dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh
kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang
tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah
meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk
hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. dan menghantam apapun yang dilaluinya. Kerusakan
dan korban jiwa yang terjadi karena tsunami bisa diakibatkan karena hantaman
air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak
negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia. Beberapa
dampak yang terjadi akibat gelombang pasang tersebut antara lain adalah:
- Kerusakan Bangunan
Kerusakan Bangunan adalah akibat langsung yang bisa dirasakan ketika terjadi gempa bumi. Kerusakan bangunan
bisa berupa kerusakan rumah, gedung-gedung perkantoran, jalan raya, rel
kereta api dan lain-lain. Seringkali kerusakan ini disertai timbulnya
korban jiwa akibat banyaknya orang-orang yang terperangkap di dalamnya.
Kerusakan bangunan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu roboh, rusak
berat, dan rusak sedang atau ringan.
- Timbulnya penyakit
Rusaknya sanitasi akibat gempa bumi, dapat menyebabkan penyakit menular
mudah menyebar. Jenis penyakit yang biasanya muncul antara lain infeksi,
campak, diare dan ISPA.
- Munculnya trauma
Tidak jarang gempa bumi
(terutama berkekuatan besar) dapat menimbulkan trauma, terutama pada
anak-anak. Setelah terjadinya gempa bumi, biasanya anak-anak merasakan
tekanan psikologis, seperti perasaan takut berpisah, tacit pada orang
lain, takut pada hewan-hewan tertentu, sulit tidur, tidak ada nafsu
makan, perut merasa mual, ngompol, menghisap jari dan sering menangis.
Hal tersebut merupakan gejala-gejala trauma pada anak akibat tsunami.
Bagaimana petualangan kuro dan teman-temannya saat menghadapi musibah tsunami?
Temukan jawabannya dalam buku yang menggugah ini.
No comments:
Post a Comment