Tuesday, December 24, 2013

Cerita Anak Korban Tsunami



Tsunami adalah gelombang pasang yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut,  Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.  dan menghantam apapun yang dilaluinya. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. 

 

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia. Beberapa dampak yang terjadi akibat gelombang pasang tersebut antara lain adalah:

  • Kerusakan Bangunan
Kerusakan Bangunan adalah akibat langsung yang bisa dirasakan ketika terjadi gempa bumi. Kerusakan bangunan bisa berupa kerusakan rumah, gedung-gedung perkantoran, jalan raya, rel kereta api dan lain-lain. Seringkali kerusakan ini disertai timbulnya korban jiwa akibat banyaknya orang-orang yang terperangkap di dalamnya. Kerusakan bangunan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu roboh, rusak berat, dan rusak sedang atau ringan.
  • Timbulnya penyakit
Rusaknya sanitasi akibat gempa bumi, dapat menyebabkan penyakit menular mudah menyebar. Jenis penyakit yang biasanya muncul antara lain infeksi, campak, diare dan ISPA.
  • Munculnya trauma
Tidak jarang gempa bumi (terutama berkekuatan besar) dapat menimbulkan trauma, terutama pada anak-anak. Setelah terjadinya gempa bumi, biasanya anak-anak merasakan tekanan psikologis, seperti perasaan takut berpisah, tacit pada orang lain, takut pada hewan-hewan tertentu, sulit tidur, tidak ada nafsu makan, perut merasa mual, ngompol, menghisap jari dan sering menangis. Hal tersebut merupakan gejala-gejala trauma pada anak akibat tsunami.


Bagaimana petualangan kuro dan teman-temannya saat menghadapi musibah tsunami?
Temukan jawabannya dalam buku yang menggugah ini.

No comments:

Post a Comment